Senin, 13 Mei 2013

Produsen & Konsumen

Produsen & Konsumen

Konsumsi
Pengertian konsumsi
Konsumsi yaitu kegiatan untuk menghabiskan/mengurangi nilai guna barang/jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan.
Tujuan konsumsi:
a.   mengurangi nilai guna barang/jasa secara bertahap
b.   menghabiskan nilai guna barang sekaligus
c.    memuaskan kebutuhan jasmani
d.   memuaskan kebutuhan rohani
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi:
a.   Intern      :  Sikap, Kepribadian, Motivasi, Pendapatan, Selera, Pendidi kan
b.   Ekstern :  Tingkat harga barang, Sifat barang, Mode/Trend, Adat istiadat, Status sosial, Kebudayaan, Ketersediaan barang/ jasa, Jumlah Keluarga
Prinsip Konsumtif
Dengan pengorbanan tertentu diharapkan akan memperoleh hasil maksimal atau dengan pengorbanan minimal diharapkan akan diperoleh hasil tertentu.
   
Perilaku Konsumen
Konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi berusaha mendapatkan kepuasan maksimum
Kepuasan maksimum yaitu keadaan dimana konsumen mencapai keseimbangan antara besarnya pengorbanan yang dikeluarkan dengan kepuasan yang di dapat dari barang yang dikonsumsi/pengorbanannya.
Untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen dalam memaksimumkan kepuasan, digunakan dua pendekatan, yaitu:
     
1.   Pendekatan Marginal Utility/Pendekatan Guna Batas/ Pendekatan Nilai Guna/Pendekatan Kardinal
-     Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan angka.
-     Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pendekatan ini:
      a.   Nilai Guna Total/Total Utility (TU)
             Nilai kepuasan secara keseluruhan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi barang/jasa.
             Co: Saat mengkonsumsi 5 unit diperoleh kepuasan total (TU) 30
      b.   Nilai Guna Marginal/Marginal Utility (MU)
             Tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi.
             Co: Saat mengkonsumsi 4 unit diperoleh TU 28, sedang saat mengkonsumsi 5 unit diperoleh TU 30, jadi besarnya marginal utility (MU) = 30 – 28  = 2
                           5 – 4
      c.   Nilai Guna Marginal Yang Semakin Menurun/Diminishing Margi nal Utility
            Nilai guna marginal (MU) yang diperoleh konsumen untuk setiap tambahan konsumsi pada mulanya meningkat tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan
      Dalam pendekatan Kardinal dikenal:
      a.   Hukum Gossen I atau Hukum Nilai Guna Marginal Yang Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Marginal Utility)
             “Jika pemenuhan kebutuhan atas suatu jenis barang dilakukan secara terus menerus, tambahan kepuasan itu semakin lama akan semakin berkurang, sampai akhirnya mencapai batas jenuh
             Co:
Konsumsi Air Gelas
Nilai Guna Total (TU)
Nilai Guna Mrginal (MU)
1
2
3
4
5
50
90
100
100
80
50
40
10
0
-20
        Ket:  *   Pada awalnya TU terus bertambah dari 50, 90, 100 dan mencapai titik maksimum 100, bila diteruskan (minum gelas ke 5) TU akan turun (menjadi 80)
                *   Kepuasan maksimum (titik kepuasan maksimum) terjadi pada saat tingkat TU sama  dengan tingkat TU sebelumnya dan MU sama dengan nol    ( pada gelas ke 4)
                *   Setelah mencapai kepuasan maksimum TU akan mengalami penurunan (pada gelas ke 5)
                *   MU turun terus dari 50, 40, 10, 0, -20 (berlakunya Law of Diminishing Marginal Utility)
      b.   Hukum Gossen II
             “Seseorang akan senantiasa memenuhi berbagai macam kebutu-hannya sampai pada tingkat intensitas yang sama”
            
             Seorang konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum dalam mengkonsumsi dua barang jika mencapai dua syarat:
             Syarat I : Mux/Px = MUy/Py atau Mux = Muy (bila harga sama)
             Syarat II : Px.X + Py.Y = M
             Co:
        MU dari konsumsi barang A dan B:
Brg A
1
2
3
4
5
6
7
8
MU A
50
44
38
32
26
20
14
8
Brg B
1
2
3
4
5
6
7
8
MU B
80
76
72
68
64
60
56
52
        Jika Andi punya uang Rp 70.000 berapa jumlah barang A dan B yang dibeli agar tercapai kepuasan maksimum? Bila harga barang A Rp 5.000/unit dan barang B Rp 10.000/unit
        Jawab:


Brg A
MU A
MU A / PA
Brg B
MU B
MU B / PB
1
2
3
4
5
6
7
8
50
44
38
32
26
20
14
8
50/5.000 = 0,01
44/5.000 = 0,0088
38/5.000 = 0,0076
32/5.000 = 0,0064
26/5.000 = 0,0052
20/5.000 = 0,004
14/5.000 = 0,0028
8/5.000 = 0,0016
1
2
3
4
5
6
7
8
80
76
72
68
64
60
56
52
80/10.000 = 0,008
76/10.000 = 0,0076
72/10.000 = 0,0072
68/10.000 = 0,0068
64/10.000 = 0,0064
60/10.000 = 0,0060
56/10.000 = 0,0056
52/10.000 = 0,0052
        Syarat I: MuA/PA = MUB/PB, yang memenuhi ada 3 pasang, yaitu:
a. 38/5.000 = 76/10.000
b.  32/5.000 = 64/10.000
c.  26/5.000 = 52/10.000
        Syarat II: PA.A + PB.B = M
a.  (3 x Rp 5.000) + (2 x Rp 10.000) = Rp 35.000
b.  (4 x Rp 5.000) + (5 x Rp 10.000) = Rp 70.000
c.  (5 x Rp 5.000) + (8 x Rp 10.000) = Rp 105.000
Syarat yang terpenuhi adalah pasangan b, jadi Andi akan membeli 4 unit barang A dengan TU sebesar 164 (50 + 44 + 38 + 32) dan 5 barang B dengan TU sebesar 360 (80 + 76 + 72 + 68 + 64)
2.   Pendekatan Indifference/Pendekatan Ordinal
      -     Pendekatan ordinal dilakukan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi.
      -     Kurva Indiferensi yaitu kurva yang menunjukkan berbagai titik-titik kombinasi dua barang yang memberikan kepuasan yang sama.
    Co:
Titik Kombinasi
Makanan (X)
Pakaian (Y)
A
B
C
20
30
50
80
60
40
    Ket:
    -   Semua titik kombinasi menunjukkan tingkat kepuasan yang sama
    -   Bila ingin menambah konsumsi barang X maka harus mengurangi barang Y atau sebaliknya.
   
Produksi
Pengertian Produksi
Produksi yaitu kegiatan menghasilkan barang/jasa atau kegiatan menambah nilai guna barang/jasa
Tujuan Produksi:
a.   memenuhi kebutuhan RTK, RTP dan RTN
b.   mengganti barang yang rusak/aus atau barang yang habis karena dikonsumsi
c.    memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan zaman dan kemajuan IPTEK serta penduduk yang semakin meningkat
d.   memenuhi pasar internasional (masyarakat LN)
e.   mendapatkan keuntungan
f.    meningkatkan kemakmuran
g.   meningkatkan jumlah dan mutu barang
h.   menjaga kesinambungan usaha perusahaan
Bidang Produksi:
a.   Ekstratif→ pengambilan/penggalian SDA, Co: pertambangan
b.   Agraris→   mengolah alam (tumbuhan & hewan), Co: pertanian,
                         perkebunan, peternakan, perikanan
c.    Industri & Kerajinan→ mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
d.   Perdagangan→ jual beli barang sehingga ada perpindahan hak milik
e.   Jasa→ memberikan pelayanan jasa, Co: asuransi, perbankan
Tahap Produksi:
a.   Tahap produksi primer, meliputi: ekstrtif & agraris
b.   Tahap produksi sekunder, meliputi: industri & kerajinan
c.    Tahap produksi tersier, meliputi: perdagangan & jasa
Perluasan Produksi:
a.   Intensifikasi: meningkatkan jumlah dan kualitas produksi
      Co: memilih bibit unggul, pengairan yang baik
b.   Ekstensifikasi: meningkatkan jumlah dan kuantitas  produksi
      Co: membuka laha baru, menambah mesin-mesin
c.    Diversifikasi: menambah variasi jumlah produksi
      Co: mie instan goreng, soto, baso, ayam bawang
d.   Rasionalisasi: meningkatkan efisiensi kerja dengan cara:
      -     sciencetific management:  prinsip-prinsip manajemen
      -     mekanisasi: penggunaan mesin-mesin
      -     standarisasi: produk sesuai standar tertentu
      -     normalisasi: produk dengan bentuk ukuran alat produksi
      -     komputerisasi
   
Alasan perluasan produksi:
a.   membuka dan memperluas lapangan kerja
b.   meningkatkan kemakmuran rakyat
c.    memenuhi pasar dalam negeri & luar negeri
d.   kemajuan IPTEK
e.   mengimbangi pertambahan penduduk
f.    makin majunya kebudayaan & peradaban manusia sehingga cara dan tujuan konsumsi telah berubah
g.   barang sudah ketinggalan zaman perlu diganti
h.   barang yang digunakan makin lama makin rusak/aus/habis maka perlu diganti              
Faktor Produksi
Faktor Produksi Asli:
1.   SDA: Tanah, Air, Udara, Sinar Matahari, Barang Tambang.
2.   SDM/Tenaga Kerja:
      a.   Berdasar kualitasnya: Tenaga kerja terdidik, terlatih, tidak terdidik dan tidak terlatih
      b.   Berdasar sifatnya: Tenaga kerja rohani dan jasmani
Faktor Produksi Turunan:
1.   Modal:
      a.   Berdasar sumbernya: Modal Sendiri dan Asing
      b.   Berdasar bentuknya: Modal Konkret (mesin, gedung, perlatan,dll) dan Abstrak (hak merek, hak paten, goodwill)
      c.    Berdasar pemilikan: Modal Individu dan Umum/Masyarakat
      d.   Berdasar sifatnya: Modal Tetap dan Lancar
2.   Kewirausahaan/Keahlian/Skill
Proses Produksi
Proses produksi yaitu suatu kegiatan yang dilakukan melalui tahapan tahapan tertentu untuk menghasilkan/menambah manfaat barang/jasa
Fungsi Produksi
Fungsi produksi yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara input dan output yang dapat dihasilkan oleh kombinasi input tersebut.
a.   Fungsi Produksi Jangka Pendek
      Dalam fungsi produksi jangka pendek minimal ada satu faktor produksi tetap ditambah satu atau beberapa faktor produksi variabel.
      Persamaan fungsi produksi→ Q = f(R,L,C,T)
      Q    =    Jumlah produksi            L    =    labour = tenaga kerja        
      C    =    capital = modal              T    =    technology = teknologi
      R    =    resouces/raw material = kekayaan alam/bahan baku
      Co: Sebuah perusahaan ban menggunakan faktor produksi bahan mentah 12.000, tenaga kerja 10.000, modal 20.000 dan teknologi 15.000. Berapa jumlah ban yang dihasilkan!
      Jwb:  Q    =    f(R,L,C,T)
                Q    =    f ( 12.000 + 10.000 + 20.000 + 15.000)
                Q    =    57.000 unit ban
b.   Fungsi Produksi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang semua faktor produksi bersifat variabel.
Konsep fungsi produksi jangka panjang menggunakan 2 faktor produksi digambarkan dengan Kurva isokuan.
Kurva isokuan/kurva fungsi produksi sama yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi faktor produksi yang menghasilkan tingkat produksi yang sama.
Co: Kombinasi untuk menghasilkan 50 unit barang
Kombinasi
Output
Mesin
Tenaga kerja
A
B
C
D
50
50
50
50
8
6
2
1
1
2
6
8
        Kurva isokuan/kurva fungsi produksi sama  dibawah ini memperlihat kan semua kombinasi faktor produksi menghasilkan produksi yang sama 50 unit.
               Mesin

             
Hukum Tambahan Hasil Yang Semakin Berkurang ( The Law of Diminishing Marginal Return) oleh David Ricardo
Hukum ini menjelaskan bahwa: “Jika faktor produksi (variabel) ditambah terus menerus sebanyak 1 unit tertentu, pada mulanya total produksi akan semakin meningkat. Tetapi sesudah produksi mencapai tingkat tertentu, produksi marginal (tambahan produksi) akan semakin menurun hingga akhirnya mencapai titik negatif
    Contoh:
Tanah
(Hektar)
Tenaga kerja
Produksi
Total
Produksi
Marginal
Produksi
Rata-rata
Tahap
Produksi
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
4
5
6
7
8
10
30
60
88
105
114
114
108
10
20
30
28
17
9
0
-6
10
15
20
22
21
19
16
14
Tahap 1
Tahap 1
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 2
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 3
Keterangan:
-   Tahap 1: produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat dari setiap tambahan 1 tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi (produksi marginal) yang lebih besar dari pada yang dicapai pekerja sebelumnya.
    Dalam tahap 1 ini berlaku hukum tambahan hasil yang semakin meningkat (The Law of Increasing Marginal Returns).
-   Tahap 2: produksi total tetap bertambah tetapi jumlah pertambahannya semakin kecil, dan produksi marginal semakin berkurang ( setiap tambahan pekerja akan menghasilkan tambahan produksi lebih sedikit daripada tambahan produksi sebelumnya.
    Dalam tahap 2 ini hukum tambahan hasil yang semakin berkurang ber laku, yaitu mulai tenaga kerja ke 4
-   Tahap 3: produksi total semakin lama semakin berkurang dan penam-bahan pekerja tidak akan menambah produksi total
-   Jumlah produksi optimum pada produksi total 114 unit, produksi rata-rata 19 unit  pada penggunaan tenaga kerja 6 orang
-   Jika ada penambahan tenaga kerja lagi, tidak memberikan tambahan hasil lagi, maka penambahan dihentikan, karena jika penambahan tetap dilakukan akan menimbulkan pengangguran tak kentara (disquissed un-employment)
-   Penambahan tenaga kerja dari 6 orang ke 7 orang sudah menimbulkan pengangguran tak kentara karena produksi marginalnya sama dengan nol (0), apalagi sampai 8 orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar