Produsen & Konsumen
Konsumsi
Pengertian konsumsi
Konsumsi yaitu kegiatan untuk menghabiskan/mengurangi nilai guna barang/jasa
dalam rangka memenuhi kebutuhan.
Tujuan konsumsi:
a. mengurangi nilai guna barang/jasa
secara bertahap
b. menghabiskan nilai guna barang
sekaligus
c. memuaskan kebutuhan jasmani
d. memuaskan kebutuhan rohani
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Konsumsi:
a. Intern : Sikap,
Kepribadian, Motivasi, Pendapatan, Selera, Pendidi kan
b. Ekstern : Tingkat harga barang,
Sifat barang, Mode/Trend, Adat istiadat, Status sosial,
Kebudayaan,
Ketersediaan barang/ jasa, Jumlah Keluarga
Prinsip
Konsumtif
Dengan
pengorbanan tertentu diharapkan akan memperoleh hasil maksimal atau dengan
pengorbanan minimal diharapkan akan diperoleh hasil tertentu.
Perilaku Konsumen
Konsumen dalam
melakukan kegiatan konsumsi berusaha mendapatkan kepuasan maksimum
Kepuasan maksimum
yaitu keadaan dimana konsumen mencapai keseimbangan antara besarnya pengorbanan
yang dikeluarkan dengan kepuasan yang di dapat dari barang yang
dikonsumsi/pengorbanannya.
Untuk mengetahui
bagaimana perilaku konsumen dalam memaksimumkan kepuasan, digunakan dua
pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Marginal Utility/Pendekatan Guna Batas/ Pendekatan
Nilai Guna/Pendekatan Kardinal
- Pendekatan ini
bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan angka.
- Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam pendekatan ini:
a. Nilai Guna Total/Total
Utility (TU)
Nilai kepuasan secara keseluruhan
yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi barang/jasa.
Co: Saat mengkonsumsi 5 unit diperoleh kepuasan total
(TU) 30
b. Nilai Guna Marginal/Marginal
Utility (MU)
Tambahan kepuasan yang diperoleh
konsumen dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi.
Co: Saat mengkonsumsi 4 unit
diperoleh TU 28, sedang saat mengkonsumsi 5 unit diperoleh TU 30, jadi besarnya
marginal utility (MU) = 30 – 28 =
2
5 – 4
c. Nilai
Guna Marginal Yang Semakin Menurun/Diminishing Margi nal Utility
Nilai guna marginal (MU) yang diperoleh konsumen untuk
setiap tambahan konsumsi pada mulanya meningkat tetapi sampai pada titik
tertentu akan mengalami penurunan
Dalam
pendekatan Kardinal dikenal:
a. Hukum Gossen I atau Hukum
Nilai Guna Marginal Yang Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Marginal
Utility)
“Jika pemenuhan kebutuhan
atas suatu jenis barang dilakukan secara terus menerus, tambahan kepuasan itu
semakin lama akan semakin berkurang, sampai
akhirnya mencapai batas jenuh”
Co:
Konsumsi Air Gelas
|
Nilai Guna Total (TU)
|
Nilai Guna Mrginal (MU)
|
1
2
3
4
5
|
50
90
100
100
80
|
50
40
10
0
-20
|
Ket: * Pada awalnya TU terus bertambah dari 50, 90,
100 dan mencapai titik maksimum 100, bila diteruskan (minum gelas ke 5) TU akan
turun (menjadi 80)
* Kepuasan maksimum (titik kepuasan maksimum) terjadi pada saat tingkat TU
sama dengan tingkat TU sebelumnya dan MU
sama dengan nol ( pada gelas ke 4)
* Setelah mencapai kepuasan maksimum TU akan mengalami penurunan (pada gelas ke 5)
* MU turun terus dari 50, 40, 10, 0, -20
(berlakunya Law of Diminishing Marginal Utility)
b. Hukum Gossen II
“Seseorang akan senantiasa memenuhi berbagai
macam kebutu-hannya sampai pada tingkat
intensitas yang sama”
Seorang konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum dalam mengkonsumsi dua
barang jika mencapai dua syarat:
Syarat
I : Mux/Px = MUy/Py atau Mux
= Muy (bila harga sama)
Syarat
II : Px.X + Py.Y = M
Co:
MU dari konsumsi barang A dan
B:
Brg
A
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
MU
A
|
50
|
44
|
38
|
32
|
26
|
20
|
14
|
8
|
Brg
B
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
MU
B
|
80
|
76
|
72
|
68
|
64
|
60
|
56
|
52
|
Jika Andi punya
uang Rp 70.000 berapa jumlah barang A dan B yang dibeli agar tercapai kepuasan
maksimum? Bila harga barang A Rp 5.000/unit dan barang B Rp 10.000/unit
Jawab:
Brg A
|
MU A
|
MU
A / PA
|
Brg B
|
MU B
|
MU
B / PB
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
50
44
38
32
26
20
14
8
|
50/5.000
= 0,01
44/5.000
= 0,0088
38/5.000 = 0,0076
32/5.000 = 0,0064
26/5.000 = 0,0052
20/5.000
= 0,004
14/5.000
= 0,0028
8/5.000
= 0,0016
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
80
76
72
68
64
60
56
52
|
80/10.000
= 0,008
76/10.000 = 0,0076
72/10.000
= 0,0072
68/10.000
= 0,0068
64/10.000 = 0,0064
60/10.000
= 0,0060
56/10.000
= 0,0056
52/10.000 = 0,0052
|
Syarat I: MuA/PA
= MUB/PB, yang memenuhi ada 3 pasang, yaitu:
a. 38/5.000 = 76/10.000
b. 32/5.000 = 64/10.000
c. 26/5.000 = 52/10.000
Syarat II: PA.A + PB.B
= M
a. (3 x Rp 5.000) + (2 x Rp 10.000) = Rp 35.000
b. (4 x Rp 5.000) + (5 x Rp 10.000) = Rp 70.000
c. (5 x Rp 5.000) + (8 x Rp 10.000) = Rp 105.000
Syarat yang terpenuhi adalah pasangan b, jadi Andi akan membeli 4 unit
barang A dengan TU sebesar 164 (50 + 44 + 38 +
32) dan 5 barang B dengan TU sebesar 360 (80 + 76 + 72 + 68 + 64)
2. Pendekatan
Indifference/Pendekatan Ordinal
- Pendekatan ordinal dilakukan dengan
menggunakan analisis kurva indiferensi.
- Kurva Indiferensi yaitu kurva yang
menunjukkan berbagai titik-titik kombinasi dua barang yang memberikan kepuasan
yang sama.
Co:
Titik Kombinasi
|
Makanan (X)
|
Pakaian (Y)
|
A
B
C
|
20
30
50
|
80
60
40
|
Ket:
- Semua
titik kombinasi menunjukkan tingkat kepuasan yang sama
- Bila
ingin menambah konsumsi barang X maka harus mengurangi barang Y atau
sebaliknya.
Produksi
Pengertian Produksi
Produksi yaitu
kegiatan menghasilkan barang/jasa atau kegiatan menambah nilai guna barang/jasa
Tujuan Produksi:
a. memenuhi
kebutuhan RTK, RTP dan RTN
b. mengganti
barang yang rusak/aus atau barang yang habis karena dikonsumsi
c. memenuhi
kebutuhan sesuai perkembangan zaman dan kemajuan IPTEK serta penduduk yang
semakin meningkat
d. memenuhi pasar
internasional (masyarakat LN)
e. mendapatkan
keuntungan
f. meningkatkan
kemakmuran
g. meningkatkan
jumlah dan mutu barang
h. menjaga
kesinambungan usaha perusahaan
Bidang Produksi:
a. Ekstratif→ pengambilan/penggalian SDA, Co: pertambangan
b. Agraris→ mengolah alam (tumbuhan & hewan), Co:
pertanian,
perkebunan,
peternakan, perikanan
c. Industri &
Kerajinan→ mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
d. Perdagangan→
jual beli barang sehingga ada perpindahan hak milik
e. Jasa→
memberikan pelayanan jasa, Co: asuransi, perbankan
Tahap Produksi:
a. Tahap produksi
primer, meliputi: ekstrtif & agraris
b. Tahap produksi
sekunder, meliputi: industri & kerajinan
c. Tahap produksi
tersier, meliputi: perdagangan & jasa
Perluasan Produksi:
a. Intensifikasi:
meningkatkan jumlah dan kualitas produksi
Co: memilih
bibit unggul, pengairan yang baik
b. Ekstensifikasi:
meningkatkan jumlah dan kuantitas
produksi
Co: membuka
laha baru, menambah mesin-mesin
c. Diversifikasi:
menambah variasi jumlah produksi
Co: mie instan
goreng, soto, baso, ayam bawang
d. Rasionalisasi:
meningkatkan efisiensi kerja dengan cara:
- sciencetific management: prinsip-prinsip manajemen
- mekanisasi: penggunaan mesin-mesin
- standarisasi: produk sesuai standar
tertentu
- normalisasi: produk dengan bentuk ukuran
alat produksi
- komputerisasi
Alasan perluasan produksi:
a. membuka dan
memperluas lapangan kerja
b. meningkatkan
kemakmuran rakyat
c. memenuhi pasar
dalam negeri & luar negeri
d. kemajuan IPTEK
e. mengimbangi
pertambahan penduduk
f. makin majunya
kebudayaan & peradaban manusia sehingga cara dan tujuan konsumsi telah
berubah
g. barang sudah
ketinggalan zaman perlu diganti
h. barang yang
digunakan makin lama makin rusak/aus/habis maka perlu diganti
Faktor Produksi
Faktor Produksi
Asli:
1. SDA: Tanah, Air, Udara, Sinar Matahari,
Barang Tambang.
2. SDM/Tenaga Kerja:
a. Berdasar kualitasnya: Tenaga kerja terdidik,
terlatih, tidak terdidik dan tidak terlatih
b. Berdasar sifatnya: Tenaga kerja rohani dan
jasmani
Faktor Produksi Turunan:
1. Modal:
a. Berdasar sumbernya: Modal Sendiri dan Asing
b. Berdasar bentuknya: Modal Konkret (mesin, gedung,
perlatan,dll) dan Abstrak (hak merek, hak paten, goodwill)
c. Berdasar pemilikan: Modal Individu dan
Umum/Masyarakat
d. Berdasar sifatnya: Modal Tetap dan Lancar
2. Kewirausahaan/Keahlian/Skill
Proses Produksi
Proses produksi yaitu suatu kegiatan yang dilakukan melalui tahapan tahapan tertentu untuk menghasilkan/menambah manfaat barang/jasa
Fungsi Produksi
Fungsi produksi yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara input dan
output yang dapat dihasilkan oleh kombinasi input tersebut.
a. Fungsi Produksi Jangka Pendek
Dalam fungsi produksi jangka pendek minimal ada satu faktor produksi tetap
ditambah satu atau beberapa faktor produksi variabel.
Persamaan fungsi produksi→ Q = f(R,L,C,T)
Q = Jumlah produksi L = labour = tenaga kerja
C = capital
= modal T = technology
= teknologi
R = resouces/raw
material = kekayaan alam/bahan baku
Co: Sebuah
perusahaan ban menggunakan faktor produksi bahan mentah 12.000, tenaga kerja
10.000, modal 20.000 dan teknologi 15.000. Berapa jumlah ban yang dihasilkan!
Jwb: Q = f(R,L,C,T)
Q = f ( 12.000 + 10.000 +
20.000 + 15.000)
Q = 57.000 unit ban
b. Fungsi Produksi
Jangka Panjang
Dalam jangka panjang semua faktor produksi bersifat variabel.
Konsep fungsi produksi jangka panjang menggunakan 2 faktor produksi digambarkan
dengan Kurva isokuan.
Kurva isokuan/kurva fungsi produksi sama yaitu kurva yang menunjukkan
berbagai kombinasi faktor produksi yang menghasilkan tingkat produksi yang
sama.
Co: Kombinasi untuk menghasilkan 50 unit barang
Kombinasi
|
Output
|
Mesin
|
Tenaga kerja
|
A
B
C
D
|
50
50
50
50
|
8
6
2
1
|
1
2
6
8
|
Kurva isokuan/kurva fungsi
produksi sama dibawah ini memperlihat
kan semua kombinasi faktor produksi menghasilkan produksi yang sama 50 unit.
Mesin
Hukum Tambahan Hasil Yang Semakin Berkurang ( The Law of Diminishing
Marginal Return) oleh David
Ricardo
Hukum
ini menjelaskan bahwa: “Jika faktor produksi (variabel)
ditambah terus menerus sebanyak 1 unit tertentu, pada mulanya total produksi
akan semakin meningkat. Tetapi sesudah produksi mencapai tingkat tertentu,
produksi marginal (tambahan produksi) akan semakin menurun hingga akhirnya mencapai
titik negatif
Contoh:
Tanah
(Hektar)
|
Tenaga kerja
|
Produksi
Total
|
Produksi
Marginal
|
Produksi
Rata-rata
|
Tahap
Produksi
|
1
1
1
1
1
1
1
1
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
10
30
60
88
105
114
114
108
|
10
20
30
28
17
9
0
-6
|
10
15
20
22
21
19
16
14
|
Tahap 1
Tahap 1
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 2
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 3
|
Keterangan:
- Tahap 1: produksi total mengalami pertambahan
yang semakin cepat dari setiap tambahan
1 tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi (produksi marginal) yang lebih
besar dari pada yang dicapai pekerja sebelumnya.
Dalam tahap 1 ini berlaku hukum tambahan hasil yang semakin meningkat
(The Law of Increasing Marginal Returns).
- Tahap 2: produksi total tetap bertambah
tetapi jumlah pertambahannya semakin kecil, dan produksi marginal semakin
berkurang ( setiap tambahan pekerja akan menghasilkan tambahan produksi lebih
sedikit daripada tambahan produksi sebelumnya.
Dalam tahap 2 ini hukum tambahan hasil yang
semakin berkurang ber laku, yaitu mulai tenaga kerja ke 4
- Tahap 3: produksi total semakin lama semakin
berkurang dan penam-bahan pekerja tidak akan menambah produksi total
- Jumlah produksi optimum pada produksi total
114 unit, produksi rata-rata 19 unit
pada penggunaan tenaga kerja 6 orang
- Jika ada penambahan tenaga kerja lagi, tidak
memberikan tambahan hasil lagi, maka penambahan dihentikan, karena jika
penambahan tetap dilakukan akan menimbulkan pengangguran tak kentara
(disquissed un-employment)
- Penambahan tenaga kerja dari 6 orang ke 7
orang sudah menimbulkan pengangguran tak kentara karena
produksi marginalnya sama dengan nol (0), apalagi sampai 8 orang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar