Senin, 13 Mei 2013

KEGIATAN EKONOMI DAN PELAKUNYA

KEGIATAN EKONOMI DAN PELAKUNYA

A. KEGIATAN EKONOMI

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan dalam bidang ekonomi. Secara umum, kegiatan ekonomi meliputi produksi, distribusi dan konsumsi.

1.                 Produksi

A.       Pengertian produksi

Produksi adalah kegiatan menambah faedah (kegunaan) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah faedah suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Sedangkan kegiatan menambah faedah suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
Ø      Produksi Barang
Produksi barang selanjutnya dapat dibedakan atas produksi barang konsumsi dan produksi barang modal. Barang konsumsi merupakan barang yang siap untuk dikonsumsi, sedangkan barang modal merupakan barang yang dipergunakan untuk menghasilkan barang berikutnya. Jadi, barnag modal tidal dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan.
Ø      Produksi jasa
Produksi jasa dapat dibedakan atas jasa yang langsung dapat memenuhi kebutuhan dan jasa yang tidak secara langsung memenuhi kebutuhan. Film, perawatan dokter, pengajaran dari seorang guru, atau pagelaran musik merupakan contoh produksi jasa yang langsung memenuhi kebutuhan. Sedangkan pengangkutan, pergudangan, dan perbankan merupakan contoh produksi yang secara tidak langsung memenuhi kebutuhan.

B.      Tujuan Kegiatan Produksi

Kita dapat melihat bahwa tanpa kegiatan produksi, kebutuhan manusia yang banyak ragamnya itu tidak dapat dipenuhi. Kemajuan dalam hal melakukan produksi ada hubungannya dnegan standar hidup. Jadi secara umum tujuan produksi adalah memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.
Perlu diketahui bahwa dalam kegiatan produksi ada beberapa pihak yang terkait. Pertama adalah pihak yang menghasilkan atau memproduksi barang dan jasa yang kita sebut sebagai produsen. Sedangkan pihak yang kedua adalah pihak yang mengkonsumsi barang dan jasa yaitu konsumen. Karenanya, tujuan produksi juga dapat dilihat secara khususdari sudut kepentingan pihak-pihak tersebut. Bagi pihak produsen, tujuan produksi adalah untuk meningkatkan keuntungan serta menjaga kesinambungan kehidupan perusahaan. Sementara bagi masyarakat atau konsumen, tujuan produksi adalah untuk menyediakan berbagai benda pemuas kebutuhan.







2.                 Distribusi

a.  Pengertian distribusi
Agar barang dari tempat produsen sampai ke tempat konsumen diperlukan kegiatan distribusi. Jadi, distribusi adalah penyaluran atau penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari produsen.

b.  Tujuan kegiatan distribusi
Sebagaimana kita ketahui bahwa produsen memproduksi barang dan jasa bukan untuk dipakai sendiri tetapi disalurkan pada produsen lainnya atau disalurkan ke konsumen akhir. Jadi ada jarak atau perbedaan tempat antara produsen dan pengguna. Tujuan distribusi adalah untuk menyampaikan barang dan jasa dari tempat produsen ke tempat pengguna atau pemakai.

c.  Fungsi Kegiatan distribusi
Setelah mengetahui pengertian dan tujuan dari kegiatan distribusi tersebut, dapat disimpulkan peranan distribusi adalah sebagai berikut.
1.  Memperlancar arus penyaluran barang dan jasa kepada pengguna-pengguna dapat berupa produsen yang menggunakan bahan dasar maupun pengguna akhir
2.  menyampaikan barang dan jasa dari produsen sampai ke tangan pengguna

d.  Saluran distribusi
Karena perbedaan saluran, keadaan, dan karakteristik yang berbeda maka saluran distribusi fisik dapat dibedakan atas saluran barang-barang konsumsi, barang-barang hasil industri dan barang hasil pertanian.
i.       Saluran distribusi barang konsumsi
·        Distribusi langsung, yaitu produsen langsung melnyalurkannya kepada konsumen
·        Distribusi tidak langsung
ii.   Saluran distribusi hasil industri
Karena kekhasan atau karakteristik barnag industri yang lebih tahan lama dan diproduksi dalam jumlah banyak (saluran distribusi yang dipilih indirect) maka penyaluran barang industri menggunakan saluran yang berbeda dengan barang konsumsi yang relative tidak tahan lama (saluran yang dipilih biasanya direct). Secara umum, pnyaluran barang insudtri menggunakan empat saluran yaitu:
·        Produsen – agen – distributor hasil industri – pemakai hasil industri
·        Produsen – agen – pemakai hasil industri
·        Produsen – distributor hasil industri – pemakai hasil industri
·        Produsen – pemakai hasil industri
 iii. Saluran Distribusi hasil pertanian
Dibandingkan dengan hasil industri, hasil pertanian mempunyai karakteristik yang berbeda. Hasil industri umumnya terkumpul dalam jumlah yang relative besar jumlahnya sedangkan hasil pertanian tersebar dalam jumlah-jumlah yang relative kecil. Oleh karena itu untuk keperluan distribusi diperlukan pedagang pengumpul yang disebut tengkulak. Kecali kegiatan pertanian lahan yang diolah secara luas, dimana hasilnya dalam jumlah besar maka saluran distribusi hamper sama dengan perusahaan industri.
Secar aumum saluran distribusi hasil pertanian secara kecil-kecilan adalah:
·        Petani – langsung ke pemakai
·        Petani – tengkulak – ke pemakai
·        Petani – tengkulak – grosir – pedagang kecil – pemakai
·        Petani – pasar swalayan – pemakai





3.                 Konsumsi

a.  Pengertian Konsumsi
Dalam ilmu ekonomi, konsumsi adalah tindakan menghabiskan atau mengurangi secara berangsur-angsur manfaat suatu barang dalalam memenuhi kebutuhan untuk memelihara kelangsungan hidupnya.

b.  Tujuan kegiatan konsumsi
Tujuan kegiatan konsumsi adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selanjutnya pihak-pihak yang melakukan kegiatan ekonomi itu disebut pelaku ekonomi.

B. PELAKU EKONOMI

1.     Pelaku Ekonomi

     Dalam ilmu ekonomi, pelaku ekonomi ini terdiri dari rumah tangga keluarga, rumah tangga produsen, pemerintah, dan masyarakat luar negeri. Berikut ini pelaku ekonomi akan diuraikan secara lebih rinci.

a.                   Rumah tangga keluarga
Ada dua peran yang dimainkan oleh rumah tangga keluarga dalam kegiatan ekonomi. Pertama adalah sebagai konsumen. Sebagai konsumen, rumah tangga keluarga membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga produsen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain berperan sebagai konsumen, rumah tangga keluarga juga berperan sebagai penyedia jasa factor produksi. Faktor produksi yang dimaksudkan berupa tenaga kerja, tanah, atau modal. Dari factor-faktor produksi tersebut, rmah tangga keluarga memperoleh penghasilan untuk membeli barang dan jasa sebagai pemuas kebutuhan.

b.                  Rumah tangga produsen
Rumah tangga produsen, atau sering disebut sebagai perusahaan, merupakan kesatuan yuridis dan ekonomis dari factor-faktor produksi yang bertujuan mencari laba atau memberi layanan kepada masyarakat.
Dilihat dari kepemilikannya, perusahaan dapat dibedakan atas perusahaan milik Negara dan perusahaan milik swasta. Perusahaan Negara pada umumnya menekannkan layanan kepada masyarakat tanpa bertujuan mencari laba. Perusahaan seasta dan perusahaan Negara berbentuk persero hamper sebagian besar bertujuan mencari laba.

c.                   Pemerintah
Pada pasal 33 ayat 2 UUD 1945 tertulis: “Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.” Selanjutnya pada pasal 33 ayat 3 UUD 1945 disebutkan bahwa” Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Atas dasar pasal ayat 2 dann 3 tersebut pemerintah harus bertindak sebagai pelaku pelaku ekonomi. Atas dasar itu pula pemerintah mendirikan berbagai bada Usaha milik Negara, misalnya Pertamina. Disamping itu, pemeritah juga melakukan kegiatan konsumsi. Konsumsi itu dapat terlihat misalnya pada belanja barang untuk penyelenggaraan Negara dan biaya untuk perawatan harta Negara.
Selain itu pemerintah juga ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tugas ini diwujudkan dengan berbagai tindakan antara lain membangun sarana dan prasarana umum seperti jalan raya, jembatan, terminal, dan taman umum. Pemerintah juga berusaha menciptakan kondisi yang baik untuk berusaha dengan menjaga stabilitas harga-harga dan memberlakukan peraturan yang mendorong iklim berusaha. Peran pemerintah lainnya yang tak kalah pentingnya adalah melakukan distribusi pendapatan agar tidak timbul jurang pemisah yang terlalu lebar diantara si kaya dan si miskin. Distribusi pendapatan ini misalnya dilakukan pemerintah melalui penerapan system perpajakan yang dapat membantu masyarakat miskin.

d.                  Masyarakat Luar negeri
Masyarakat luar negeri juga merupakan pelaku ekonomi yang harus diperhitungkan. Tanpa hubungan dengan masyarakat luar negeri, keadaan ekonomi akan semakin buruk.
Berikut ini adalah keuntungan-keuntungan yang diperoleh melalui kerjasama dengan masyarakat luar negeri:
1.  Pemerintah dapat memperoleh pinjaman un tuk membiayai pembangunan
2.  Hasil bumi dan hasil kerajinan Indonesia dapat diekspor ke luar negeri untk mendapatkan devisa
3.  memungkinkan pengiriman ternaga kerja untuk bekerja di luar negeri
4.  memungkinkan dilakukannya alih teknologi maju dari masyarakat luar negeri yang sangat bermanfaat bagi Negara kita yang sedang membangun
5.  Memungknkan Negara kita untuk melakukan impor berbagai barang kebutuhan konsumsi dan barang-barang modal untuk menunjang pembangunan.

2. Interaksi Antarpelaku Ekonomi

     Dalam melakukan kegiatan ekonomi, keempat pelaku ekonomi yang telah kita bicarakan tadi saling berinteraksi satu sama lain sesuai dengan ragam transaksi yang dilakukan. Rumah tangga keluarga membeli barang-barang konsumsi dari rumah tangga produsen. Sebaliknya rumah tangga produsen membeli factor-faktor produksi dari rumah tangga keluarga. Perusahaan membayar pajak kepada pemerintah dan sebaliknya pemerintah membangun berbagai sarana dan prasarana umum yang kesemuanya untuk kepentingan rumah tangga keluarga dan produsen. Rumah tangga keluarga, produsen, dan pemerintah mengekspor barang ke luar negeri. Sebaliknya dari masyarakat luar negeri kita juga mengimpor barang.

Produsen & Konsumen

Produsen & Konsumen

Konsumsi
Pengertian konsumsi
Konsumsi yaitu kegiatan untuk menghabiskan/mengurangi nilai guna barang/jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan.
Tujuan konsumsi:
a.   mengurangi nilai guna barang/jasa secara bertahap
b.   menghabiskan nilai guna barang sekaligus
c.    memuaskan kebutuhan jasmani
d.   memuaskan kebutuhan rohani
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi:
a.   Intern      :  Sikap, Kepribadian, Motivasi, Pendapatan, Selera, Pendidi kan
b.   Ekstern :  Tingkat harga barang, Sifat barang, Mode/Trend, Adat istiadat, Status sosial, Kebudayaan, Ketersediaan barang/ jasa, Jumlah Keluarga
Prinsip Konsumtif
Dengan pengorbanan tertentu diharapkan akan memperoleh hasil maksimal atau dengan pengorbanan minimal diharapkan akan diperoleh hasil tertentu.
   
Perilaku Konsumen
Konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi berusaha mendapatkan kepuasan maksimum
Kepuasan maksimum yaitu keadaan dimana konsumen mencapai keseimbangan antara besarnya pengorbanan yang dikeluarkan dengan kepuasan yang di dapat dari barang yang dikonsumsi/pengorbanannya.
Untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen dalam memaksimumkan kepuasan, digunakan dua pendekatan, yaitu:
     
1.   Pendekatan Marginal Utility/Pendekatan Guna Batas/ Pendekatan Nilai Guna/Pendekatan Kardinal
-     Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan angka.
-     Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pendekatan ini:
      a.   Nilai Guna Total/Total Utility (TU)
             Nilai kepuasan secara keseluruhan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi barang/jasa.
             Co: Saat mengkonsumsi 5 unit diperoleh kepuasan total (TU) 30
      b.   Nilai Guna Marginal/Marginal Utility (MU)
             Tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi.
             Co: Saat mengkonsumsi 4 unit diperoleh TU 28, sedang saat mengkonsumsi 5 unit diperoleh TU 30, jadi besarnya marginal utility (MU) = 30 – 28  = 2
                           5 – 4
      c.   Nilai Guna Marginal Yang Semakin Menurun/Diminishing Margi nal Utility
            Nilai guna marginal (MU) yang diperoleh konsumen untuk setiap tambahan konsumsi pada mulanya meningkat tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan
      Dalam pendekatan Kardinal dikenal:
      a.   Hukum Gossen I atau Hukum Nilai Guna Marginal Yang Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Marginal Utility)
             “Jika pemenuhan kebutuhan atas suatu jenis barang dilakukan secara terus menerus, tambahan kepuasan itu semakin lama akan semakin berkurang, sampai akhirnya mencapai batas jenuh
             Co:
Konsumsi Air Gelas
Nilai Guna Total (TU)
Nilai Guna Mrginal (MU)
1
2
3
4
5
50
90
100
100
80
50
40
10
0
-20
        Ket:  *   Pada awalnya TU terus bertambah dari 50, 90, 100 dan mencapai titik maksimum 100, bila diteruskan (minum gelas ke 5) TU akan turun (menjadi 80)
                *   Kepuasan maksimum (titik kepuasan maksimum) terjadi pada saat tingkat TU sama  dengan tingkat TU sebelumnya dan MU sama dengan nol    ( pada gelas ke 4)
                *   Setelah mencapai kepuasan maksimum TU akan mengalami penurunan (pada gelas ke 5)
                *   MU turun terus dari 50, 40, 10, 0, -20 (berlakunya Law of Diminishing Marginal Utility)
      b.   Hukum Gossen II
             “Seseorang akan senantiasa memenuhi berbagai macam kebutu-hannya sampai pada tingkat intensitas yang sama”
            
             Seorang konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum dalam mengkonsumsi dua barang jika mencapai dua syarat:
             Syarat I : Mux/Px = MUy/Py atau Mux = Muy (bila harga sama)
             Syarat II : Px.X + Py.Y = M
             Co:
        MU dari konsumsi barang A dan B:
Brg A
1
2
3
4
5
6
7
8
MU A
50
44
38
32
26
20
14
8
Brg B
1
2
3
4
5
6
7
8
MU B
80
76
72
68
64
60
56
52
        Jika Andi punya uang Rp 70.000 berapa jumlah barang A dan B yang dibeli agar tercapai kepuasan maksimum? Bila harga barang A Rp 5.000/unit dan barang B Rp 10.000/unit
        Jawab:


Brg A
MU A
MU A / PA
Brg B
MU B
MU B / PB
1
2
3
4
5
6
7
8
50
44
38
32
26
20
14
8
50/5.000 = 0,01
44/5.000 = 0,0088
38/5.000 = 0,0076
32/5.000 = 0,0064
26/5.000 = 0,0052
20/5.000 = 0,004
14/5.000 = 0,0028
8/5.000 = 0,0016
1
2
3
4
5
6
7
8
80
76
72
68
64
60
56
52
80/10.000 = 0,008
76/10.000 = 0,0076
72/10.000 = 0,0072
68/10.000 = 0,0068
64/10.000 = 0,0064
60/10.000 = 0,0060
56/10.000 = 0,0056
52/10.000 = 0,0052
        Syarat I: MuA/PA = MUB/PB, yang memenuhi ada 3 pasang, yaitu:
a. 38/5.000 = 76/10.000
b.  32/5.000 = 64/10.000
c.  26/5.000 = 52/10.000
        Syarat II: PA.A + PB.B = M
a.  (3 x Rp 5.000) + (2 x Rp 10.000) = Rp 35.000
b.  (4 x Rp 5.000) + (5 x Rp 10.000) = Rp 70.000
c.  (5 x Rp 5.000) + (8 x Rp 10.000) = Rp 105.000
Syarat yang terpenuhi adalah pasangan b, jadi Andi akan membeli 4 unit barang A dengan TU sebesar 164 (50 + 44 + 38 + 32) dan 5 barang B dengan TU sebesar 360 (80 + 76 + 72 + 68 + 64)
2.   Pendekatan Indifference/Pendekatan Ordinal
      -     Pendekatan ordinal dilakukan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi.
      -     Kurva Indiferensi yaitu kurva yang menunjukkan berbagai titik-titik kombinasi dua barang yang memberikan kepuasan yang sama.
    Co:
Titik Kombinasi
Makanan (X)
Pakaian (Y)
A
B
C
20
30
50
80
60
40
    Ket:
    -   Semua titik kombinasi menunjukkan tingkat kepuasan yang sama
    -   Bila ingin menambah konsumsi barang X maka harus mengurangi barang Y atau sebaliknya.
   
Produksi
Pengertian Produksi
Produksi yaitu kegiatan menghasilkan barang/jasa atau kegiatan menambah nilai guna barang/jasa
Tujuan Produksi:
a.   memenuhi kebutuhan RTK, RTP dan RTN
b.   mengganti barang yang rusak/aus atau barang yang habis karena dikonsumsi
c.    memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan zaman dan kemajuan IPTEK serta penduduk yang semakin meningkat
d.   memenuhi pasar internasional (masyarakat LN)
e.   mendapatkan keuntungan
f.    meningkatkan kemakmuran
g.   meningkatkan jumlah dan mutu barang
h.   menjaga kesinambungan usaha perusahaan
Bidang Produksi:
a.   Ekstratif→ pengambilan/penggalian SDA, Co: pertambangan
b.   Agraris→   mengolah alam (tumbuhan & hewan), Co: pertanian,
                         perkebunan, peternakan, perikanan
c.    Industri & Kerajinan→ mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
d.   Perdagangan→ jual beli barang sehingga ada perpindahan hak milik
e.   Jasa→ memberikan pelayanan jasa, Co: asuransi, perbankan
Tahap Produksi:
a.   Tahap produksi primer, meliputi: ekstrtif & agraris
b.   Tahap produksi sekunder, meliputi: industri & kerajinan
c.    Tahap produksi tersier, meliputi: perdagangan & jasa
Perluasan Produksi:
a.   Intensifikasi: meningkatkan jumlah dan kualitas produksi
      Co: memilih bibit unggul, pengairan yang baik
b.   Ekstensifikasi: meningkatkan jumlah dan kuantitas  produksi
      Co: membuka laha baru, menambah mesin-mesin
c.    Diversifikasi: menambah variasi jumlah produksi
      Co: mie instan goreng, soto, baso, ayam bawang
d.   Rasionalisasi: meningkatkan efisiensi kerja dengan cara:
      -     sciencetific management:  prinsip-prinsip manajemen
      -     mekanisasi: penggunaan mesin-mesin
      -     standarisasi: produk sesuai standar tertentu
      -     normalisasi: produk dengan bentuk ukuran alat produksi
      -     komputerisasi
   
Alasan perluasan produksi:
a.   membuka dan memperluas lapangan kerja
b.   meningkatkan kemakmuran rakyat
c.    memenuhi pasar dalam negeri & luar negeri
d.   kemajuan IPTEK
e.   mengimbangi pertambahan penduduk
f.    makin majunya kebudayaan & peradaban manusia sehingga cara dan tujuan konsumsi telah berubah
g.   barang sudah ketinggalan zaman perlu diganti
h.   barang yang digunakan makin lama makin rusak/aus/habis maka perlu diganti              
Faktor Produksi
Faktor Produksi Asli:
1.   SDA: Tanah, Air, Udara, Sinar Matahari, Barang Tambang.
2.   SDM/Tenaga Kerja:
      a.   Berdasar kualitasnya: Tenaga kerja terdidik, terlatih, tidak terdidik dan tidak terlatih
      b.   Berdasar sifatnya: Tenaga kerja rohani dan jasmani
Faktor Produksi Turunan:
1.   Modal:
      a.   Berdasar sumbernya: Modal Sendiri dan Asing
      b.   Berdasar bentuknya: Modal Konkret (mesin, gedung, perlatan,dll) dan Abstrak (hak merek, hak paten, goodwill)
      c.    Berdasar pemilikan: Modal Individu dan Umum/Masyarakat
      d.   Berdasar sifatnya: Modal Tetap dan Lancar
2.   Kewirausahaan/Keahlian/Skill
Proses Produksi
Proses produksi yaitu suatu kegiatan yang dilakukan melalui tahapan tahapan tertentu untuk menghasilkan/menambah manfaat barang/jasa
Fungsi Produksi
Fungsi produksi yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara input dan output yang dapat dihasilkan oleh kombinasi input tersebut.
a.   Fungsi Produksi Jangka Pendek
      Dalam fungsi produksi jangka pendek minimal ada satu faktor produksi tetap ditambah satu atau beberapa faktor produksi variabel.
      Persamaan fungsi produksi→ Q = f(R,L,C,T)
      Q    =    Jumlah produksi            L    =    labour = tenaga kerja        
      C    =    capital = modal              T    =    technology = teknologi
      R    =    resouces/raw material = kekayaan alam/bahan baku
      Co: Sebuah perusahaan ban menggunakan faktor produksi bahan mentah 12.000, tenaga kerja 10.000, modal 20.000 dan teknologi 15.000. Berapa jumlah ban yang dihasilkan!
      Jwb:  Q    =    f(R,L,C,T)
                Q    =    f ( 12.000 + 10.000 + 20.000 + 15.000)
                Q    =    57.000 unit ban
b.   Fungsi Produksi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang semua faktor produksi bersifat variabel.
Konsep fungsi produksi jangka panjang menggunakan 2 faktor produksi digambarkan dengan Kurva isokuan.
Kurva isokuan/kurva fungsi produksi sama yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi faktor produksi yang menghasilkan tingkat produksi yang sama.
Co: Kombinasi untuk menghasilkan 50 unit barang
Kombinasi
Output
Mesin
Tenaga kerja
A
B
C
D
50
50
50
50
8
6
2
1
1
2
6
8
        Kurva isokuan/kurva fungsi produksi sama  dibawah ini memperlihat kan semua kombinasi faktor produksi menghasilkan produksi yang sama 50 unit.
               Mesin

             
Hukum Tambahan Hasil Yang Semakin Berkurang ( The Law of Diminishing Marginal Return) oleh David Ricardo
Hukum ini menjelaskan bahwa: “Jika faktor produksi (variabel) ditambah terus menerus sebanyak 1 unit tertentu, pada mulanya total produksi akan semakin meningkat. Tetapi sesudah produksi mencapai tingkat tertentu, produksi marginal (tambahan produksi) akan semakin menurun hingga akhirnya mencapai titik negatif
    Contoh:
Tanah
(Hektar)
Tenaga kerja
Produksi
Total
Produksi
Marginal
Produksi
Rata-rata
Tahap
Produksi
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
4
5
6
7
8
10
30
60
88
105
114
114
108
10
20
30
28
17
9
0
-6
10
15
20
22
21
19
16
14
Tahap 1
Tahap 1
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 2
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 3
Keterangan:
-   Tahap 1: produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat dari setiap tambahan 1 tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi (produksi marginal) yang lebih besar dari pada yang dicapai pekerja sebelumnya.
    Dalam tahap 1 ini berlaku hukum tambahan hasil yang semakin meningkat (The Law of Increasing Marginal Returns).
-   Tahap 2: produksi total tetap bertambah tetapi jumlah pertambahannya semakin kecil, dan produksi marginal semakin berkurang ( setiap tambahan pekerja akan menghasilkan tambahan produksi lebih sedikit daripada tambahan produksi sebelumnya.
    Dalam tahap 2 ini hukum tambahan hasil yang semakin berkurang ber laku, yaitu mulai tenaga kerja ke 4
-   Tahap 3: produksi total semakin lama semakin berkurang dan penam-bahan pekerja tidak akan menambah produksi total
-   Jumlah produksi optimum pada produksi total 114 unit, produksi rata-rata 19 unit  pada penggunaan tenaga kerja 6 orang
-   Jika ada penambahan tenaga kerja lagi, tidak memberikan tambahan hasil lagi, maka penambahan dihentikan, karena jika penambahan tetap dilakukan akan menimbulkan pengangguran tak kentara (disquissed un-employment)
-   Penambahan tenaga kerja dari 6 orang ke 7 orang sudah menimbulkan pengangguran tak kentara karena produksi marginalnya sama dengan nol (0), apalagi sampai 8 orang